Saturday, November 03, 2007,9:01 PM
Profil di Balik “Bog Bog”

MADE “JANGO” PRAMARTHA : “Kritik juga bisa disampaikan melalui kartun.”


Bukan saja terkenal akan keelokan alam dan kekayaan budayanya, Bali juga terkenal dengan “Joger”-nya, sebuah toko tempat menjual t-shirt dan aneka cindera mata yang sering menyebut dirinya sebagai “pabrik kata-kata”. Beragam t-shirt dengan motif unik berupa deretan kata-kata lucu itu telah lama ngetop sebagai tempat belanja oleh-oleh. Selain itu juga dijual macam-macam suvenir berupa cangkir, mug, gantungan kunci, topi, asbak, notes, dan lain-lain.

Sejak dua tahun lalu, Joger punya “saingan” bernama Bog Bog. Hampir sama dengan Joger, jualan utama Bog Bog pun kaus oblong. Bedanya dengan Joger yang “menjual” kata-kata, Bog Bog mengandalkan bahasa gambar berupa kartun.

Sejarahnya, Bog Bog merupakan nama sebuah majalah bulanan khusus kartun yang lahir pada 1 April 2001. Tirasnya, sampai hari ini mencapai 10.000 eksemplar setiap bulan dengan harga eceran Rp 7.500,- (Bali) dan Rp 15.000,- (luar Bali) . Ya, pelanggannya bukan hanya terbatas di Bali, tetapi juga di luar Bali dan bahkan luar negeri. Tidak mengherankan, di samping Bog Bog majalah berbahasa Inggris, juga karena gambar (kartun) adalah bahasa universal yang bisa dimengerti siapapun.

Sukses tersebut tak bisa lepas dari sosok pemiliknya, Made Pramartha atau yang lebih beken dipanggil Jango.Pada usia Bog Bog yang keempat, Jango memperoleh gagasan untuk juga membuka toko kaus dan cindera mata dengan merk dagang yang sama. Jango yang sarjana seni rupa itu memang sudah lama sekali menggeluti kartun. Sejak masih menjadi siswa di SMA 3 Denpasar, karya-karyanya telah sering menghiasi lembaran kartun strip di Bali Pos, surat kabar daerah terbesar di Bali.

Setahun setelah menyelesaikan kuliah sarjananya di Universitas Udayana (1991), Jango mendapat tawaran dari seorang dosen berkebangsaan Australia yang terpikat pada karya-karyanya, untuk melanjutkan studi desain grafis di negeri Kangguru. Jango pun hengkang ke sana; memilih University of Western Australia sebagai tempatnya menimba ilmu dan pulang kembali dua tahun kemudian dengan semangat berkarya yang kian besar. Ia percaya pesan dan kritik–terutama kepada para penguasa–dapat disampaikan melalui kartun. Maka lalu, ia menciptakan tokoh kartun Bali bernama Made Bogler dan menerbitkan Bog Bog. Nama Bog Bog diambil dari Bogler yang berarti bohong.

Made Bogler sangat populer di kalangan masyarakat Bali, khususnya para pembacanya. Janggo kerap menyisipkan kritik-kritik dan sindiran lewat tokoh kartun ciptaannya itu. Ia merespons setiap peristiwa penting yang terjadi di negeri ini, khusuanya di tanah kelahirannya, seperti saat bom Bali (2004) atau runtuhnya rezim pemerintahan Soeharto (1998). Sementara itu, di Bali Pos ia tetap mengisi rubrik kartun dengan tokoh lain lagi : Si Gug (orang yang selalu dipersalahkan).

Lantaran kiprah dan komitmennya yang besar terhadap seni kartun, pada 2005 Jango terpilih sebagai Ketua Indonesian Cartoonist Association atau lebih dikenal dengan nama PAKARTI periode 2005-2010, menggantikan ketua sebelumnya, G.M. Suddharta. Beberapa pameran kartun bertaraf internasional telah pernah diikuti oleh bapak tiga orang anak ini. Kartun telah menjadi pilihan hidup pria kelahiran 21 Desember 1965 ini. Di studionya yang juga merangkap sebagai toko, ia bersama delapan orang kartunis, bergelut dengan kartun setiap hari, baik untuk majalah Bog Bog ataupun membuat desain bagi kaus-kaus dagangannya.

Toko kaus dan suvenirnya itu baru berdiri dua tahun lalu. Meski demikian omzet yang diraihnya lumayan menggiurkan. Jango menyebut angka berkisar antara 30-40 juta rupiah setiap bulannya. Ia optimis, di masa yang akan datang, omzet dari dua buah toko miliknya itu–masing-masing berlokasi di Jl. Veteran 39A dan di pusat perbelanjaan Centro, Kuta–bisa lebih besar lagi. Akankah kelak Bog Bog dapat menyamai Joger?

“Bog Bog masih kecil, masih jauh untuk bisa seperti Joger”, jawab Jango. Namun, peluang itu selalu ada, bukan? Nah, bagi Anda yang barangkali belum pernah ke Bog Bog, silakan kunjungi dan dapatkan oleh-oleh Bali yang unik di sana– mulai dari majalah, kaus, cangkir, tas, sampai handuk–bagi teman dan keluarga Anda tercinta.***

Biodata Singkat:

Nama Lengkap: Made Pramartha
Tempat/tgl.lahir: Denpasar, 21 Desember 1965
Pendidikan: Desain Grafis University of Western Australia.
Pekerjaan/Profesi: Kartunis dan Business Director Bog Bog


Endah Sulwesi 3/11
 
posted by biru
Permalink ¤