Thursday, October 30, 2008,11:00 AM
Launching "The Last Window Giraffe"

Hari: Jumat
Tanggal: 24 Oktober 2008
Tempat: Toko Buku MP Book Point, Jakarta
Pembicara:
1. Peter Zilahy (Penulis "The Last Window Giraffe")
2. Hikmat Darmawan
Moderator: Salman Faridi


Peter Zilahy (lahir di Budapest, 8 November 1970) adalah penulis Hungaria yang bukunya, The Last Window Giraffe diterjemahkan dan diterbitkan dalam bahasa Indonesia oleh Bentang Pustaka. Setelah usai mengikuti Ubud Festival, Peter mengikuti sejumlah acara yang diselenggarakan oleh Mizan Group. Salah satunya adalah peluncuran bukunya itu di toko buku MP Book Point pekan lalu.

The Last Window Giraffe sebuah novel yang unik karena ditulis seperti kamus. Atau yang menurut Peter secara "Ablak-Zsiraff", yaitu buku yang digunakan anak-anak Hungaria saat belajar membaca. Jadi maksudnya berdasarkan alfabetis seperti di kamus, dari A sampai Z. "Ablak" untuk "A" yang bermakna jendela (window) dan "Zsiraff" untuk "Z" yang berarti jerapah (giraffe). Tentu saja ini merupakan cara atau bentuk baru dalam penulisan novel. Peter melengkapi bukunya dengan foto-foto dan gambar-gambar ilustrasi yang dibuatnya sendiri. Mirip ensiklopedi gitu deh. Konon, sejak diterbitkan pertama kalai pada 1998, novel ini telah pula diterjemahkan ke dalam 20 bahasa dan memperoleh beberapa penghargaan. Salah satunya adalah The Book of The Year Prize Ukraina tahun 2003.

Acara yang digelar pada jam 7 malam iyu dihadiri oleh sekitar 30 orang dan diliput JakTV untuk keperluan acara Book Review di tivi tersebut yang tayang rutin seminggu sekali. Tampak di antara hadirin penulis Laskar Pelangi, Andrea Hirata, yang seperti biasa, datang bersama manajernya, Dhipie. Sebagain wajah-wajah yang datang adalah teman-temanku : Ita Siregar, Rita Achdris, Kef, Lia, dan Lina Sitorus yang malam itu datang membawa 2 orang temannya, Andin dan..hm..siapa ya satu lagi?

Malam itu rupanya menjadi keberuntungan buat Lina sebab ia berhasil memenangi doorprize senilai Rp 500.000,- rupiah dalam bentuk paket buku dari Bentang Pustaka. Waah...Lina senang banget tuh. Ya kan, Lin? Selamat ya. Makanya, rajin-rajin dong datang ke acara diskusi Bentang. hehehe.

Selain Peter, di hajatan tersebut yang jadi bintang tentu saja si Ikal. Dia kudu melayani permintaan tanda tangan dan foto bersama dari para hadirin, termasuk Lina dan teman-temannya itu.

Tepat jam 9, acara pun selesai.


 
posted by biru
Permalink ¤ 0 comments
,10:32 AM
Tiwok Bersama Camilla Gibb



Senin (20/10), Ibu Pangestuningsih alias Mbak Tutuk meneleponku. Beliau mengatakan, bahwa pada hari Kamis (24/10), rombongan Mizan bersama Camilla Gibb akan singgah di Gunung Mas dalam perjalanan Jakarta - Bandung. Kunjungan tersebut untuk mengajak Camilla wisata selama kesibukannya yang padat di Indonesia.

Sudah pasti aku girang banget mendengar kabar tersebut dan segera kusambut baik rencana itu. "Kalian akan jadi tamu spesialku deh," kataku kepada Mbak Tutuk. Ini adalah kali kedua Mizan membawa tamunya ke Gunung Mas. Yang pertama dulu adalah Qaisra Shahraz.

Camilla Gibb adalah penulis asal Kanada yang salah satu novelnya, Sweetness in the Belly, sudah diterjemahkan dan diterbitkan oleh Qanita. Penerjemahnya Femmy Syahrani. Novel yang konon ditulis berdasarkan penelitian untuk tesis PHd-nya (ia sarjana Antropologi lulusan Oxford University) di Etiopia selama satu tahun (1994/95). Kisahnya mengenai suka duka seorang gadis kulit putih (Eropa) muslim yang tinggal di Etiopia. Camilla sendiri adalah pemeluk Nasrani yang lahir di Inggris dan hijrah ke Kanada ketika berusia 3 tahun. Sampai hari ini, novel-novel Gibb telah diterbitkan di 19 negara dalam 15 bahasa.

Untukku, ini adalah kesempatan kedua berjumpa dengan Camilla. Yang pertama dulu di Hotel Le Meridien, Jakarta, dalam acara seminar "Agama dan Perempuan dalam Sastra". Waktu itu Camilla sebagai salah seorang pembicara berdampingan dengan Ayu Utami dan Abidah El Khaleiqy.

Tibalah hari yang dinantikan itu. Rombongan yang terdiri dari Camilla, Femmy, Agga, dan Doddy itu sampai di Gunung Mas jam 11 siang. Langsung kuterima di kafe dengan sepoci teh Walini beserta talas dan pisang goreng yang menjadi andalanku. Hehehe.

Camilla adalah pribadi yang ramah dan hangat. Juga suka melucu. Dia takjub sewaktu melihat bentuk mentah talas dan juga hamparan kebun teh yang di negaranya di Kanada sana tidak akan dia jumpai. Camilla berada di Indonesia salah satunya untuk menghadiri Festival Ubud 2008.

Bertindak sebagai penerjemah adalah Femmy, yang membuat percakapan kami dengan Camilla jadi asyik. Sayang, pabrik tehnya sudah selesai mengolah pada jam segitu, jadi aku hanya bisa membawanya tiwok sepanjang 2 km yang menyita waktu 30 menit sebelum hujan lebat jatuh mengguyur Gunung Mas.

Kira-kira jam 1.30 PM, rombongan yang menyenangkan itu pun pamit untuk melanjutkan perjalanan ke Bandung. Sejumlah acara diskusi buku menunggu untuk dihadiri oleh Camilla sebelum kembali bertolak ke negerinya, Sabtu (25/10).

Terima kasih ya, Camilla, atas kunjunganmu. Terima kasih Mbak Tutuk yang telah memilih Gunung Mas sebagai tempat tujuan wisata tamu Mizan. Terima kasih Femmy, Doddy, dan Agga. Kapan-kapan bawa Khaled Hosseini, ya :)
 
posted by biru
Permalink ¤ 0 comments