Saturday, August 05, 2006,10:11 PM
NGETEH BARENG PARA "DEWA"
Agaknya "bulan madu"-ku bersama Budi Darma dan Ahmad Tohari belum benar-benar usai. Setelah kunjungan kami (aku dan Kef) Rabu malam yang lalu (2/8/06) ke A
rtga Mulya, tempat para beliau menginap, siang tadi aku dikejutkan dengan kedatangan keduanya ke kantorku, Gunung Mas. Tidak berdua saja memang, tapi berikut rombongan peserta Program Penulisan Mastera. Suatu kehormatan tentunya bagiku.

Ceritanya begini :

Aku tahu, bahwa hari ini merupakan hari terakhir beliau di Puncak. Esok keduanya sudah akan kembali ke rumah masing-masing. Pak Budi Darma ke Surabaya, sedangkan Pak "Dukun Ronggeng" Ahmad Tohari balik ke Purwokerto. Maka, tadi kusempatkan menitipkan oleh-oleh teh seperti yang kujanjikan. Rencananya aku akan mengantar sendiri teh itu, namun karena kesibukan pekerjaan, maka aku minta tolong seorang temanku.

Siangnya, Pak Budi sms mengatakan bahwa belaiu beserta 'gerombolan' berniat piknik ke Gunung Mas. Waaah...tentulah aku suka cita.

Berbarengan dengan bedug zuhur di masjid dekat kantorku bertalu, mobil pertama kawan-kawan Mastera tiba di Gunung Mas. Disusul setengah jam kemudia dengan mobil berikutnya. Masing-masing memuat sekira 10 orang. Tapi kok kedua tamu agung itu tidak ada dalam mobil-mobil tersebut. Ternyata mereka masih di penginapan, menanti mobil ketiga yang akan mengangkut "kloter" terakhir.

Oleh karena masih akan lama mobil ketiga itu sampainya, kemudian kugiring saja mereka yang tiba lebih dulu ini ke Kafe Tirta Mas, kedai kecil tempat minum teh. Di situ, teman-teman itu membuka bekal makan siangnya : lunch box. Di antara mereka terdapat Andrei Aksana dan Sulaiman Tripa.

Sambil menanti kehadiran kedua sesepuh itu, kami ngobrol ngalor-ngidul. Aku mulai sok akrab dengan Andrei. Nggak tahunya dia itu anaknya Nina Pane, seorang novelis di era 80-an. Novelnya yang sempat kubaca adalah Tak Sia-sia, Delia! Nina Pane ini anak Armijn Pane (atau Sanusi Pane ya? Pokoknya salah satu dari kedua Pane itu deh).

Tiba-tiba TG-ku berdering. Pak Budi Darma nelpon. Woow...kiranya beliau telah ada di Gunung Mas dan tengah menuju kami. Waduuuh....bukan main gembiranya hatiku. Kesampaian juga ngeteh bareng Budi Darma dan Ahmad Tohari, para sastrawan idolaku. Pada kesempatan itu, mereka aku perkenalkan kepada bosku yang orang Sumpyuh, tetangga Pak Tohari.

Sayang banget, tersebab keterbatasan waktu, mereka harus segera undur diri, melanjutkan tamasya hari itu ke arah Cipanas dengan target Taman Bunga Nusantara. Dengan berat hati aku terpaksa melepas mereka, menyudahi kesenangan yang indah itu. Entah kapan aku bisa memperoleh kesempatan seperti itu lagi.

Terima kasih, Pak Budi. Terima kasih, Pak Tohari. Kalian membuatku percaya pada kekuatan mimpi-mimpi. Semoga kelak masih tersisa waktu bagi kita untuk berjumpa kembali.

Endah Sulwesi 5/8
 
posted by biru
Permalink ¤