Kemarin malam, Selasa, 2 Maret 2004, aku menghadiri acara Pengumuman Pemenang Sayembara Penulisan Novel dan Naskah Drama 2003 versi Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki jam 20.00 WIB.
Acara yang diselenggarakan oleh DKJ ini adalah sebuah acara rutin meski sesekali pernah terhenti. Dibuka oleh penampilan lumayan apik dari Jakarta String Quartet yang membawakan karya-karya Mozart dan Beethoven (kata Ria Irawan sebagai pemandu acara, sebab aku sendiri tentu saja sangat awam tentang musik klasik) selanjutnya menjadi sebuah ajang pemberian penghargaan yang jauh dari segala tetek bengek seremonial formal. Semuanya dibawakan dengan gaya santai, walaupun ini adalah hasil sebuah kerja serius mereka yang sangat peduli pada dunia sastra.
Dari 75 naskah yang masuk dan dinilai oleh dewan juri yang terdiri dari para dedengkot sastra (Sapardi Joko Damono, Budi Darma dan Maman S.Mahayana), akhirnya diputuskan 5 naskah sebagai pemenang. Yang menggembirakan adalah dari 5 pemenang tsb, 3 adalah perempuan, berturut-turut sebagai juara 1,2 dan 3. Siapa bilang dominasi perempuan tidak terjadi? Setidaknya pada malam itulah, di pentas sayembara penulisan novel. Hehehe.
Berikut adalah para pemenangnya :
Pemenang I : Dewi Sartika, belum lagi genap 24 tahun usianya, adalah mahasiswi Jur.Bahasa Indonesia di UPI Bdg. Judul novelnya : Dadaisme.
Pemenang II : Abidah El Khalieqy, asal Jombang (38 th). Ibu dari 3 orang anak yang sudah sering menulis novel dan telah pula diterbitkan. Novelnya berjudul : Geni Jora.
Pemenang II : Ratih Kumala, 24 tahun, mahasiswa jurusan Sastra Inggris Univ. Sebelas Maret, Surakarta. Judul karyanya : Tabula Rasa.
Pemenang Harapan I : Gus TF Sakai, sudah taulah kita semua siapa dia. Karyanya sudah amat sering diterbitkan. Novelnya yang menang kali ini berjudul : Ular Keempat.
Pemenang harapan II : Pandu Abdurahman Hamzah, kelahiran 1977. Lulusan Fakultas Sastra Univ.Padjadjaran Bandung yang kini tinggal di Kuningan, Jawa Barat.
Sementara itu dari penulisan naskah drama terkumpul 65 karya, yang juga kemudian dipilih 5 karya terbaik menurut para 'dewa' teater Indonesia : Rendra (Ketua Dewan Juri), N.Riantiarno (Anggota) dan Afrizal Malna (anggota). Kelima naskah drama terbaik itu adalah sbb :
Pemenang I : Sobrat, karya Arthur S.Nalan.
Pemenang II : Nyonya-Nyonya, Wisran Hadi.
Pemenang III : Ciut Pas, Genthong HAS.
Harapan I : Festival Topeng, Budi Ros
Harapan II : Roh, juga Wisran Hadi.
Nah, melihat dari banyak jumlah peserta yang mengikuti lomba, sebenarnya kita tidak perlu khawatir akan terjadi krisis penulisan novel dan naskah drama. Barangkali yang terjadi adalah kirisis penerbitan karya-karya tersebut, demikian kata si Burung Merak dalam sambutannya tadi malam.
Dan malam itu, aku mendapatkan 'orgasme'ku.