YANG DI ANGKOT, YANG BERCINTA
Sore tadi, sepulang ku dari kantor, seperti biasa aku menumpang angkot jurusan Ciawi-BaranangSiang. Gerimis sore itu membuatku tidak pilih-pilih angkot. Yang terdekat denganku saja yang cepat-cepat kunaiki, menghindari hujan yang turun sejak siang harinya.
Di dalam angkot yang kunaiki itu, telah lebih dulu ada 2 pasang lelaki dan perempuan. Sepasang duduk di hadapanku, sepasang lagi di kursi sebelah kananku.
Baik, kita mulai cerita roman ini dengan pasangan yang di hadapanku. Sang wanita, kutaksir usianya tidak akan lebih dari 30. Berambut ikal sebahu kemerahan (karena matahari tampaknya, bukan karena semir). Sintal, berkulit agak terang, hidungnya lumayan mancung. Lipstik merah menyala, alis mata buatan pinsil alis warna coklat. Memakai rok mini warna merah yang -ah-apabila tak ditutupi oleh tas tangannya yang berwarna hitam itu, pastilah akan tampak celana dalamnya. Hehehe. Blus warna putih dengan leher rendah yang menampakan belahan dadanya yang subur itu.
Sementara si lelaki berambut cepak. Berusia mungkin 40-an. Agak gempal, khas tentara. Barangkali memang tentara. Memakai T-shirt garis-garis dan pantalon biru tua. Mereka duduk saling merapat satu dengan lainnya sambil bergenggaman tangan. Tampak kontras warna kulit si wanita dengan si lelaki. Mereka bercakap-cakap dengan cara berbisik-bisik. Sesekali si wanita terdengar terkikik sambil mencubit mesra pipi sang jantan.
Secara iseng-iseng aku menerka-nerka jenis hubungan mereka itu. Tebakanku mereka pasti sepasang kekasih (baca : bukan suami istri). Mestinya sih si lelaki sudah beristri (sok tahu deh). Mungkin mereka sedang main suling...sulingkuh maksudku. Hehehe. Dari kalimat-kalimat mereka yang kutangkap sepertinya hubungan mereka sembunyi sembunyi. Salah satu yang berhasil tertangkap telinga intelku begini : "kalau aku sms, dibalas dong mas. Aku kan nungguin", si wanita berbisik manja. Lalu tentara kita ini menjawab : "iya, janji deh lain kali saya balas. Tapi kamu smsnya jgn pas hari selasa dan kamis donk. Aku kan di rumah". Hehehe....
Pasangan kedua adalah yang duduk di sebelah kananku. Wanitanya masih sangat muda. Pasti masih kuliah, pikirku (dan benar karena kemudian mereka bercakap soal kuliah si cewek yang baru semester 2). Pakai kerudung putih, kemeja tangan panjang putih, celana panjang krem. Si Lelaki usianya jauh di atas si wanita, kulihat dari raut wajahnya.
Jika si tentara dan mbak rok mini kita tadi amat mesranya, pasangan yang ini bertengkar seru, sampai menyebut-nyebut anjing, monyet dan (maaf) taik segala. Waaah..kasar banget deh. Aku sampai takjub. Kramer Vs Kramer aja tidak seheboh ini. Aku sampai khawatir kalau sampai si cowok memukul pacarnya itu. Kayaknya si cowok sangat dominan. Ini kusimpulkan dari kemudian si cewek memohon-mohon maaf sampai nyaris menangis. "Bang, aku kan nggak sengaja. Nggak bermaksud bohong sama kamu. Aku nggak boleh ke luar sama mama. Sekarang saja aku harus cepat sampai di rumah agar mama nggak curiga terus aku dimarahin lagi", begitu ratapnya memelas sembari memegangi lengan si cowok.
Sambil menyentakkan lengannya dari si cewek, cowok itu menyahut, "Lalu kau biarkan aku menunggu sampe begitu lama dan kamu nggak datang. Anjing kau!" Wuuuiihhh...kasar banget ya? Ck..ck..ck dan mahasiswi kita ini masih mau meratap-ratap pada lelaki yang tega memakinya "anjing".
Melihat kekasaran itu, aku jadi gemas. Pengen rasanya aku tarik adik perempuan yang manis itu untuk tinggalkan saja lelaki bedebah yang tak beradab itu. Ingin kubilang padanya bahwa lelaki itu tak pantas untuk dipertahankan dan -apalagi-diperjuangkan.
Mereka masih bertengkar beberapa saat lamanya. Baru berhenti ketika si mahasiswi memegangi kepalanya sambil mengeluh , "Bang, kepalaku sakit. Sudahlah, aku kan sudah minta maaf". Lalu terdengar isak kecilnya. Bedebah yang dipanggil "Bang" itu, entah gimana ,jadi luluh akhirnya. Dia lalu memijit-mijit kepala kekasihnya itu. Hah!! Sekejap kemudian mereka sudah mesra kembali....! Ho ho ho...
Aku jadi geleng-geleng kepala. Kusembunyikan senyumku dari mereka. Anak muda...anak muda..! Cinta oh cinta..! Ajaib...! benar-benar ajaib!
Aku tidak tahu kelanjutan roman angkot tersebut, sebab aku harus segera turun. Ah...Mungkin besok aku akan ketemu kisah cinta yang lain lagi.
8/3/04