Friday, March 23, 2007,8:51 PM
MASHURI, JAWARA BARU DARI PESANTREN
Sayembara Menulis Novel Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) 2006 usai sudah. Para pemenangnya telah pula diumumkan pada dua pekan silam. Dewan juri telah memutuskan dan menetapkan naskah berjudul Hubbu karya Mashuri sebagai kampiun nomor satu, menyisihkan 248 naskah lainnya yang masuk ke panitia lomba.

Mashuri lahir di Lamongan, Jawa Timur pada 27 April 31 tahun silam. Mungkin namanya terhitung masih baru dalam arena penulisan prosa. Menurut pengakuannya kepada PARLE seusai acara Lampion Sastra di TIM, Jakarta beberapa waktu lalu, Hubbu merupakan novel pertamanya. Namun, sebenarnya dunia sastra bukanlah sesuatu yang asing bagi pria yang baru saja mengakhiri masa lajangnya Januari silam ini. Beberapa karyanya berupa puisi, cerpen, dan esei, pernah dimuat di beberapa koran terkemuka, seperti Kompas, Republika, Media Indonesia, Jawa Pos, dll.

“Hubbu adalah novel tentang cinta. Tetapi di dalamnya juga memuat persoalan pencarian jati diri seorang pria bernama Jarot”, ujar Mashuri menjawab pertanyaan mengenai novelnya. Hubbu sendiri dalam bahasa Arab bermakna cinta. Masih kata Mashuri, bahwa selain itu, novel yang diselesaikan dalam kurun waktu 1 tahun ini juga memuat ihwal pemberontakan terhadap institusi tradisi, budaya, dan agama (Islam). Mengambil latar Surabaya dan sekitarnya, Hubbu mengetengahkan pula persoalan seputar dunia pesantren, wilayah akademis yang akrab dengan penulisnya. Mashuri adalah jebolan pesantren PP Salafiyah dan PP Ta’sisut Taqwa Galang, Jawa Timur. Kini, ia masih sibuk berkutat menyelesaikan studi filsafat di program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya.

“Saya tidak menyangka bakal menang, tapi kemenangan ini bikin saya tambah pede (percaya diri – Red)”, kata Mashuri sembari tersenyum sumringah. Hadiah uang sebesar dua puluh juta rupiah tentu menambah kegembiraannya, meski ia belum tahu mau diapakan uang sebanyak itu.

Anak sulung dari 2 bersaudara ini bercerita pula, bahwa niatnya semula mengikuti sayembara adalah sekadar untuk menguji kemampuannya menuangkan segala teori sastra – khususnya mengenai penulisan novel – yang pernah dienyamnya di Jurusan Sastra Indonesia Universitas Airlangga. Ketika ditanya apa novel favoritnya, ia menyahut cepat : Olenka karya Budi Darma.

Rupanya, sudah ada beberapa penerbit yang ‘meminang’ Hubbu, namun Mashuri belum memutuskan siapa yang kelak diterimanya. “Masih ditimbang-timbang dulu”, katanya menutup pembicaraan sambil mengembuskan asap rokoknya dengan nikmat.

Endah Sulwesi 21/3
 
posted by biru
Permalink ¤