Friday, November 17, 2006,7:29 PM
Wawancara dengan Dinar Rahayu
DINAR RAHAYU : "Saya terobsesi pada tokoh, mimpi, ide....."


Membincang erotisme dalam novel Indonesia, nama Dinar Rahayu acap kali disebut. Ini lantaran novelnya, Ode untuk Leopold Van Socher Masoch, di beberapa bagian memuat adegan yang cukup erotis. Novel ini mengupas tema seputar masokisme dan perilaku transeksual dipadukan dengan mitologi. Dara manis berkerudung ini sangat menggandrungi mitologi, khususnya mitologi Yunani. Minat yang barangkali tak ada hubungannya dengan studi yang pernah ditempuhnya di jurusan kimia ITB.

Sempat tersiar kabar, bahwa gara-gara novelnya, gadis yang masih senang melajang ini diberhentikan dari pekerjaannya sebagai tenaga pengajar di lembaga pendidikan milik sebuah yayasan Islam di Bandung.

Namun, berkat novelnya juga Dinar jadi sering mendapat undangan untuk mengisi acara-acara sastra. Di antaranya, pernah diundang Komunitas Utan Kayu pada acara "Panggung Cerpen Indonesia Mutakhir" (2003) dan menjadi peserta "Festival Sastra Internasional Utan Kayu" di Lampung (2005).

Pada kesempatan menghadiri acara "Lampion Sastra" di TIM pekan lalu, Dinar dengan ramah menerima ajakan wawancara Parle. Wawancara dilakukan secara langsung dan tertulis. Berikut ini nukilannya :

Novel Anda Ode untuk Leopold Von Socher-Masoch itu sering disebut sebagai sebuah karya prosa yang erotis. Menurut Anda sendiri, karya Anda itu termasuk erotis tidak? Apakah ada pergulatan batin sebelum memutuskan menulis dan kemudian menerbitkannya? Apa komentar keluarga Anda tentang novel itu?

Saya, sebagai penulisnya, melihat novel tersebut sebagai kesatuan, mungkin ada bagian yang erotis, sadis, sensual, membingungkan, absurd..tapi keseluruhan adalah seperti gambar puzzle yang bila dicopot di beberapa tempat maka gambar tersebut tak terlihat lagi. Ketika hendak memulai menulis novel tersebut saya terobsesi pada tokoh, mimpi, ide dari novel itu dan asyik mencari 'suara' yang seperti apa yang bisa mewakili mereka. Ide untuk menerbitkannya timbul setelah novel itu beres saya tulis. Saya membeli buku yang berisi nama-nama penerbit lalu saya kirim dan saya lupakan. Komentar keluarga: terkejut karena saya bisa punya buku yang diterbitkan tapi ya setelah itu biasa kembali

Jika dilihat tahun terbitnya, novel Anda itu terbit tahun 2002.Empat tahun setelah 'heboh' Saman-nya Ayu Utami yang juga menurut beberapa pengamat sastra adalah erotis. Apakah keberadaan Saman turut berpengaruh pada Ode?

Di beberapa media memang sering ditulis bersamaan, entah untuk dibandingkan atau dikatakan mengikuti jejak yang sudah dirintis Saman. Saya pikir untuk sebuah amatan literatur, seluruh karya akan saling berkait, hal itu wajar saja.

Konon gara-gara Ode Anda dikeluarkan dari pekerjaan Anda yang terdahulu. Betulkah?

Tidak

Apa pendapat Anda melihat penulisan sastra erotis, khususnya prosa, yang marak beberapa waktu belakangan ini? Ada hubungannya tidak dengan gerakan feminisme?

Nah ini dia, saya tak kompeten menjawab ini karena saya tidak mengikuti kemarakan dan gerakan itu. Tapi karena bagi saya penulisan dan pembacaan literatur ini lebih kepada rasa bukan berpikir analitis, ya itu suatu penjelajahan tanpa penjajahan.

Selain novel Anda juga menulis cerpen ya. Mana lebih puas, menulis novel atau cerpen?

Untuk yang ini saya mau mengambil dari buku Robert Olen Butler From Where You Dream, bahwa pada cerita pendek, si penulis seperti mengatakan: 'ayo saya mau cerita suatu saat tentang karakter ini ketika dalam hidupnya ada sesuatu yang luar biasa', tapi jika novel seperti mengatakan: 'ayo saya mau ceritakan banyak kejadian dan pikiran si karakter-karakter ini yang mungkin saling berhubungan'. Dan bagi saya sendiri sulit menentukan yang mana cerita saya yang akan menjadi novel atau cerpen, tak bisa diperkirakan di awal. tetapi ketika selesai, tentu saja kepuasannya sama saja.

Apa komentar Anda melihat perkembangan sastra mutakhir? Khususnya sastra lokal?

Nah, ini juga, saya tidak mengikuti secara intens. Saya sekarang sedang lebih tertarik membaca karya Shusako Endo, Junichiro Tanizaki dan sepotong-sepotong karya penulis Turki: Asli Erdogan (karena saya belum berhasil mendapatkan terjemahan dari B. Turki ke B.Inggris dari karyanya ini)

Ada rencana menulis novel berikutnya? Kalau boleh tahu tentang apa nanti ceritanya?

Saya berusaha untuk menulis tiap hari. Kadang-kadang ada yang langsung saya hapus atau saya diamkan. Tapi untuk menulis apakah bentuknya nanti novel atau cerita pendek saya tidak tahu.

Sekarang aktivitas Anda apa lagi selain menulis?

Untuk menunjang kebutuhan hidup saya jadi tenaga pengajar di akademi kesehatan. Saya membimbing praktikum dan mengurus laboratorium kimia. Mereka kadang menyita waktu dan pikiran. Jadi waktu liburan benar-benar saya tunggu. Begitulah hidup...

Pertanyaan terakhir : Kapan menikah nih?

Untuk yang terakhir ini jawaban saya jelas : tidak tahu.


Endah Sulwesi 14/11
 
posted by biru
Permalink ¤