Tuesday, November 28, 2006,10:27 AM
Dari Peluncuran buku Yohanes Sugianto (Di Lengkung Alis Matamu)
Yo, Alis Siapa yang Melengkung Itu?

"Di Lengkung Alis Matamu", demikian Yohanes Sugianto, sobat kita di milis ini, memberi tajuk bagi buku kumpulan puisinya yang diluncurkan Sabtu malam, 25 November lalu di pelataran belakang Kafe Saqi MP Book Point, Jakarta Selatan. Judul tersebut mengingatkanku pada sebuah artikel yang pernah ditulis Joko Pinurbo di majalah sastra Matabaca.

Pada artikel tsb, Jokpin menulis soal tiga puisi ttg alis dari tiga penyair besar : Gunawan Mohamad dg alis Frida Kahlo yang melengkung bagai kepak sayap burung (ia menulis : 'di alismu langit berkabung dst...) lalu Acep ZN dengan "Cipasung" ( bait pertama berbunyi : 'di lengkung alismu sawah-sawah menguning'), dan alisnya Sitor Situmorang dalam "Berita Perjalanan" ( 'Kujelajah bumi dan alis kekasih..dst). Dengan kehadiran buku puisi Yo ini, tampaknya deretan penyair pemuja alis bertambah satu lagi :)

Yo, alis siapa yang melengkung itu? Begitu Indah, yang malam itu berduet dengan Kef selaku pembawa acara, mengajukan pertanyaan menggoda itu yang tak kunjung dijawab oleh "pujangga baru". Barangkali Yo ingin menyimpan bagi dirinya sendiri siapa si pemilik alis itu.

Tak mengapa, yang penting, malam minggu itu menjadi milik Yo. Ia pasti bahagia dengan banyaknya hadirin yang datang memberi dukungan : istri dan anak-anaknya tercinta, para sahabat dari Bunga Matahari, Apsas, dan Milis Penyair, rekan-rekan dari Indofood tempat Yo berkantor, dan teman-temannya yang lain. Kebahagiaannya tentu bertambah sempurna dengan kedatangan Joko Pinurbo dan Ike Nurjanah. Sedianya, akan datang pula Djoni Ariadinata sebagai wakil dari penerbit. Namun, ternyata ia berhalangan.

Maka, kemudian didaulatlah Jokpin menggantikan Djoni memberi sambutan dari penerbit. Jokpin memang "sihir" tersendiri bagi kalangan penikmat puisi.Tanpa teks, ia "berpidato" singkat yang mengundang geeer para tamu. Di antaranya ia mengatakan, bahwa puisi itu seperti hidup kita : sering salah cetak dan kita berulangkali terus berusaha memperbaiki salah cetak itu. Perumpamaan yang bagus :)

Lalu, bergantian kedua MC amatiran itu (maaf Indah dan Kef, bercanda lo), memanggil satu demi satu kawan-kawan Yo untuk tampil ke pentas membacakan puisi-puisi Yo sebelum akhirnya disudahi oleh penampilan Ike Nurjanah yang imut-imut itu (Eh, seorang Ike bisa gemetar juga ya baca puisi. Tapi, itu gemetar krn grogi atau karena penghayatan sih?)

Jadi, kira-kira begitulah acara peluncuran buku "Di Lengkung Alis Matamu". Pada kertas karton manila yang diedarkan, aku menulis : "Mengapa alis, Yo, dan bukan bibir? Bukankah bibir lebih sensual dan seksi?"

Akhirnya, dari aku, temanmu bermilisria : "Selamat nyemplung di dunia puisi. Seperti kata Jokpin, sekali kau terjun, kepenyairanmu tak bisa dicabut kembali"

Salam,
endah (punya alis juga, walau tidak melengkung)
 
posted by biru
Permalink ¤