'Berenang' di "Kolam" Sapardi
Acara : Diskusi Buku Puisi Sapardi Djoko Damono: Kolam
Tgl : 18 Mei 2009
Jam: 19.00-21.00
Tempat: Salihara, Jakarta Selatan
Pembicara: Hasan Aspahani (Penyair) dan Al Fayad
Moderator: Nirwan A. Arsuka
Kolam adalah judul buku kumpulan puisi terbaru penyair gaek Sapardi Djoko Damono, menandai masa kepenyairannya yang telah memasuki usia lebih setengah abad. Konon, ia telah menyair sejak umur 19 tahun. Sepanjang karier kepenyairannya, SDD senantiasa bersetia dengan gaya ungkap romantis manis menggunakan benda-benda alam yang amat dekat dengan keseharian beliau (dan juga kita). Siapa di antara kita yang tak mengakrabi matahari, hujan, kabut, sungai, embun, rumput, pohon, bunga, kicau burung, desau angin, debu, batu, ilalang, daun.....? Setidaknya, benda-benda alam tersebut bukanlah sesuatu yang asing bagi kita. Oleh tangan dingin sang penyair, benda-benda biasa itu bisa menjelma sebuah rayuan, ungkapan cinta, kerinduan, doa, atau keluh kesah seorang yang kesepian. Entah dengan mantera apa, kata-kata dari nama-nama benda itu bisa berubah menjadi sihir di bawah kekuasaan Sapardi.
Dan malam itu, Kolam beserta sang penulisnya dibedah bersama Hasan Aspahani, penyair yang juga Pemimpin Redaksi Batam Pos dan Ketua Dewan Kesenian Batam serta Al Fayad (Yogyakarta). Lumayan seru dan mencerahkan. Pada kesempatan tersebut, SDD memberi pengakuan, bahwa yang penting bukanlah apa yang diucapkan, tetapi cara mengucapkannya (puisi). "Bagi saya, sudah tidak ada yang baru lagi di dunia ini," begitu ujarnya dengan kesederhanaan seorang Dewa Sastra. Ah, Pak, buatku, puisi-puisimu selalu memukau. ***